Kutacane — Pemerintah Aceh terus berupaya membuka keterisolasian wilayah-wilayah pedalaman, termasuk di Aceh Tenggara. Salah satu proyek strategis yang kini jadi prioritas adalah pembangunan jalan tembus yang menghubungkan Muara Situlen, Aceh Tenggara, dengan Gelombang, Kota Subulussalam.
Jalur ini bakal dibangun dengan total anggaran sebesar Rp 80 miliar yang akan dialokasikan dalam dua tahun anggaran ke depan, mulai 2026.
Pembangunan ruas jalan ini digagas sebagai bentuk komitmen pemerintah provinsi di bawah kepemimpinan Gubernur Muzakir Manaf dan Wakil Gubernur Fadhlullah. Proyek ini disebut bukan sekadar penghubung antardaerah, tapi juga jadi langkah konkret dalam memberantas ketertinggalan wilayah serta mendukung perekonomian masyarakat pedalaman.
Wakil Ketua DPR Aceh Dapil 8 (Aceh Tenggara–Gayo Lues), Ali Basrah, mengatakan jalan tersebut sangat dibutuhkan masyarakat di Kecamatan Leuser yang selama ini sulit memasarkan hasil panen akibat minimnya infrastruktur.
“Jalan ini sudah lama diperjuangkan. Masyarakat berharap ada jalan yang memudahkan akses, terutama bagi petani yang selama ini kesulitan menjual hasil pertaniannya seperti kemiri, jagung, dan sawit,” kata Ali Basrah saat ditemui di Kutacane, Jumat (24/10/2025).
Menurutnya, keterbatasan akses jalan telah lama menjadi persoalan utama masyarakat di pedalaman Aceh Tenggara. Tak sedikit petani yang harus mengeluarkan biaya besar untuk sekadar membawa hasil kebun ke pasar kecamatan. Dengan dibukanya jalan Muara Situlen-Gelombang, warga diharapkan dapat lebih mudah mengakses pasar dan fasilitas publik lainnya.
Pembangunan jalan ini juga dianggap sebagai peluang untuk membuka potensi sektor lain seperti pendidikan, kesehatan, hingga pariwisata.
“Kalau akses terbuka, pelayanan kesehatan bisa lebih cepat, anak-anak juga lebih mudah ke sekolah. Bahkan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi lokal akan terbantu. Jadi dampaknya luas, tidak hanya soal jalan,” jelasnya.
Rencana pembangunan ini menurut Ali Basrah akan dilakukan secara bertahap mulai tahun 2026 dan ditargetkan tuntas dalam waktu dua tahun. Ia berharap pembangunan dapat berjalan lancar dan sesuai target tanpa menemui kendala di lapangan.
Ia juga meminta seluruh elemen masyarakat ikut mendukung proses pembangunan, mulai dari menjaga keamanan lingkungan hingga mengawal agar anggaran bisa digunakan sesuai peruntukannya.
Di sisi lain, Ali mengingatkan proyek ini juga mesti dijalankan dengan memperhatikan aspek kelestarian lingkungan.
“Jangan hanya bangun jalan, tapi jangan sampai rusak hutan dan ekosistem yang selama ini jadi sumber kehidupan masyarakat juga. Harus ada keseimbangan,” katanya.
Dengan anggaran yang sudah dialokasikan dan komitmen berbagai pihak, pembukaan jalan Muara Situlen-Gelombang diharapkan mampu menjadi tonggak pertumbuhan baru di kawasan tengah dan barat Aceh. Proyek ini juga jadi harapan bagi ribuan warga yang selama ini masih terisolasi dari arus utama pembangunan.
Jika sesuai rencana, hambatan akses yang selama ini membelenggu aktivitas masyarakat di pedalaman tidak lagi menjadi persoalan. Jalan baru ini bisa jadi pembuka jalan untuk masa depan masyarakat yang lebih cerah dan sejahtera.
Laporan : Deni Affaldi
















