JAKARTA — Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyatakan bahwa pemerintah melalui Kementerian Sosial akan memberikan pendampingan dan bantuan secara menyeluruh kepada korban dan keluarga korban ambruknya mushalla Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur. Bantuan yang diberikan mencakup rehabilitasi medis dan sosial guna memastikan korban mendapat perlindungan dan dukungan untuk pemulihan.
“Untuk rehabilitasi sosial, pemerintah akan melaksanakan pendampingan serta pemenuhan kebutuhan pokok bagi korban dan keluarganya,” kata Saifullah Yusuf dalam keterangan pers, Jumat (10/10/2025).
Ia menjelaskan bahwa bentuk rehabilitasi medis diberikan kepada para korban yang saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit, sementara rehabilitasi sosial akan dimulai setelah masa perawatan terhadap korban dan keluarganya. Rehabilitasi tersebut, kata dia, bertujuan untuk menguatkan kondisi psikologis dan sosial para korban setelah mengalami musibah.
Menurut Mensos, bantuan rehabilitasi sosial mencakup layanan pemulihan trauma, jaminan kesehatan, serta pemenuhan kebutuhan dasar seperti pangan dan perlengkapan sekolah. Selain itu, Kemensos juga akan memberikan pendampingan pemberdayaan khusus bagi keluarga korban yang mengalami dampak paling berat, termasuk keluarga yang anaknya mengalami luka serius hingga harus menjalani amputasi.
“Perlindungan dan jaminan sosial, sampai kebutuhan korban akan diberikan kepada keluarganya. Ini bertujuan agar keluarga tersebut dapat menemani dan membimbing korban yang menjadi disabilitas. Seluruh kebutuhan tersebut akan didukung pemerintah,” ujar Saifullah Yusuf.
Ia menambahkan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Pemerintah Kabupaten Sidoarjo telah berkoordinasi untuk menyiapkan alat bantu disabilitas bagi para korban, seperti kaki palsu dan kursi roda. Pemberian alat bantu ini akan menyesuaikan kondisi dan kebutuhan masing-masing korban pascapemulihan.
Setelah menjalani perawatan medis, korban dan keluarga akan menerima asesmen dari tim profesional untuk mengidentifikasi bentuk dukungan lanjutan yang diperlukan. Proses ini dianggap penting untuk memastikan upaya rehabilitasi dapat berjalan tepat sasaran dan menyeluruh.
“Tujuannya adalah bagaimana korban dan keluarganya bisa bangkit dari tekanan mental dan trauma mendalam akibat peristiwa ini. Negara hadir, kita pastikan semua kebutuhan darurat dan jangka panjang mereka terpenuhi,” kata Mensos.
Peristiwa ambruknya mushalla Ponpes Al Khoziny meninggalkan duka mendalam, terutama bagi para korban yang mengalami luka berat. Tercatat, tiga orang di antaranya yaitu Nur Ahmad, Saifur Rosi, dan Haikal tengah dirawat intensif di RSUD Sidoarjo dan harus menjalani tindakan amputasi.
Langkah cepat pemerintah ini menegaskan komitmen negara dalam memberikan perlindungan dan pemulihan bagi warganya yang terdampak bencana, baik fisik maupun sosial. Melalui kolaborasi lintas lini, pemerintah berharap para korban dapat kembali pulih dan menjalani kehidupan yang layak.
















