CIANJUR – Pekerjaan rehabilitasi sarana dan prasarana di SDN Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, kian diselimuti kabut dugaan pelanggaran. Tak hanya soal Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang tak kunjung dipublikasikan, tetapi juga kelalaian terhadap standar Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) yang nyata di depan mata. Kamis (21/8/2025) sekitar pukul 09.30 WIB, sejumlah pekerja terlihat bekerja tanpa helm maupun sepatu safety, seakan menantang risiko yang bisa saja berujung petaka.
Janji pemasangan papan informasi proyek yang sebelumnya dilontarkan pelaksana lapangan CV. Rifki Contrasion, Deni, hingga kini belum juga ditepati. Padahal, sesuai UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dan Perpres No. 54 Tahun 2010 jo. Perpres No. 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, setiap proyek pemerintah wajib transparan: memajang papan berisi nama kegiatan, nomor kontrak, nilai kontrak, sumber dana, lokasi, serta pihak pelaksana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala SDN Sirnagalih sendiri mengaku hanya sebagai penerima manfaat dan tidak mengetahui detail teknis proyek.
“Sekolah hanya mengajukan ke dinas terkait. Untuk RAB itu urusan pihak ketiga. Kalau tidak dipasang mungkin lupa atau belum dipasang,” ujarnya singkat.
Sementara pihak Disdikpora Kabupaten Cianjur saat dihubungi belum memberikan tanggapan. Di sisi lain, publik kian gelisah melihat proyek yang berdiri di tengah lingkungan pendidikan namun justru melanggar aturan dasar keselamatan.
Alief Irfan, aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), menilai kondisi ini tidak bisa dianggap remeh.
“Janji hanya tinggal janji. Tanpa RAB, pengendalian biaya sulit diawasi dan berpotensi membuka ruang pemborosan. Lebih fatal lagi, pengabaian K3 bisa membahayakan pekerja, guru, maupun siswa yang setiap hari berada di lingkungan sekolah. Seharusnya Disdikpora segera bertindak tegas, bahkan memberi sanksi bila terbukti lalai,” tegasnya.
Kini, publik menanti apakah pemerintah daerah akan bertindak tegas atau hanya membiarkan janji kontraktor terus menguap, sementara keselamatan dan transparansi terabaikan di balik dinding sekolah.(Tim)