Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil. (Penulis Lepas Lintas Jogja Sumatera)
Selain memiliki peranan manfaat ternyata ilmu juga dapat memberi pengaruh berupa efek negatif. Bukankah dalam banyak yang dipersalahkan adalah mereka yang berilmu, lantaran terdapat perasaan dengki (hasad) satu-sama lain di antara penganutnya.
Sejak kapan para Ahli Kitab berselisih dan antara mereka sampai menimbulkan permusuhan dahsyat bahkan hingga Hari Kiamat? Apakah sejak diutus Musa, Isa, bukankah mereka yang mulia tersebut dari kalangan mereka (Bani Israil) juga? Bukankah suatu kecelakaan besar (“balaa‘), perbedaan tersebut bahkan dapat berakibat mengancam persatuan kalangan manusia yang paling salih sekalipun makanya Allah telah sering memperingatkan? Ilmu adalah jawabannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kebodohan, kebingungan kemudian berusaha dicari solusi atau penyelesaiannya melalui ilmu. Melalui jalan keberkahan, ilmu membawa kebaikan kepada manusia. Namun pada saat yang sama, jalan dosa mengantarkan pengikutnya kepada kondisi penuh keburukan dan (“A‘uudzubillah“) berupa laknat sebagaimana yang ditimpakan kepada kaum tersebut di atas hingga Kiamat.
Merasa lebih tahu menumbuhkan perasaan lebih pantas serta tidak ingin merendah kepada kebenaran sehingga menumbuhkembangkan dosa berikutnya kekejian selanjutnya permusuhan dan kekacauan dan seterusnya dan seterusnya. Sebagaimana terjadi dalam dialektika, kondisi ini seiring dengan tumbuhkembang ilmu dalam keberkatan yang membawa kebaikan demi kebaikan hingga akhirat. Jika di dunia, dengan ilmu dapat terbangun peradaban dengannya sekaligus jalan terang bagi manusia menuju surga.
Selanjutnya, menjadi di antara sebab perilaku jahat manusia, mengapa Iblis bersikap sombong berikutnya akan mempengaruhi manusia? Satuhal bahwa Iblis diciptatakan dari api yang bersifat senantiasa meninggi. Asal-muasal makhluk ini tentunya tidak sia-sia belaka dengan sifat sifat yang tidak menjadikan berpikir keras atas alasan sifatnya yang identik dengan asal penciptaannya pun melekat padanya.
Merasa lebih tinggi menjadi identik bagi Iblis dari manusia lantaran diciptakan dari tanah: senantiasa meninggi, mulia, dan merasa dan tentunya lebih pantas dengan pengalaman bersamaan dengannya ilmu yang dimilikinya, menjadikan Iblis sombong terhadap manusia dan enggan bahkan sekedar memberi penghormatan kepadanya meski Tuhan yang memerintahkan. Jalan Iblis adalah jalan dosa dalam segala bentuknya. Hal ini yang perlu diwaspadai.
Efek negatif di kalangan orang berilmu tampak pada realita perselisihan di antara mereka tentang berbagai hal. Perbedaan pandangan terhadap satu hal melahirkan pandangan yang berbeda, tidak jarang perbedaan tersebut menghadirkan pertikaian dan kemudian menghadirkan hasad satu sama lain. Kepentingan dan keinginan yang berbeda dalam satu hal tersebut menebalkan perasaan yang sebenarnya justru kontraproduktif dalam keilmuan.
Contoh dari perilaku dalam menyimpang terkait ilmu sebagaimana dilakukan para penyihir di Zaman Nabi Musa untuk melemahkan kebenaran dan membantah kan kenabian beliau yang mulia. Namun dengan keberkahan dari Allah justru usaha tersebut menjadi momen Allah menunjukkan kekuatannya berupa pertolongan terhadap utusannya tersebut. Seketika sihir ular terbinasakan dengan mukjizat tongkat Nabi Musa yang menelan habis ular tipudaya para tukang sihir tersebut.
Kalangan Ahli Kitab juga demikian yaitu terhadap Nabi Isa bahkan berpuncak pada usaha pembunuhan terhadapnya. Meski begitu, dorongan hasad yang tertanam dalam diri orang-orang yang disebut Ahli terhadap Kitab Taurat tersebut hingga sedemikian rupa menjadi lemah dengan diangkatnya Isa ke sisiNya dan menyerupakan sosok lain sebagai Isa sekaligus sebagai balasan dan bukti kebenaran kepada semua pihak, pengikut Isa, penguasa sampai termasuk Ahli Kitab (Taurat) dari petinggi Yahudi.
Mengindahkan pesan dan wasiat para ahli ilmu untuk menjaga niat dan adab dalam proses menuntutnya menjadi penting dalam rangka mencari ilmu berkah dan menghindari sifat sebaliknya. Lantaran urgensi ilmu dalam mempermudah berbagai urusan dalam kehidupan serta keutamaannya seperti sebagai cahaya kebenaran dan jalan menuju surga maka patut menghindari akibat negatif yang dapat ditimbulkan tersebut di atas.
Maka dengan ilmu yang berkah dapat membawa kebaikan, kemuliaan sampai keberkahan kepada golongan di luarnya. Kalangan yang berbeda yang jika dalam jalan Iblis/laknat berada pada permusuhan dan kekejian, dengan jalan keberkahan melalui ilmu justru dirangkul dan menjadi kesempatan berlomba dalam kebaikan dan paling penting saling memuliakan. InshaaAllah Kolega Baca Semua dapat menempuh jalan berkat melalui ilmu dan dijauhkan olehNya dari berbagai potensi yang menjerumuskan kepada jurang laknat.