Kabupaten Karo – Pariwisata Kabupaten Karo kembali menunjukkan geliat positif pada tahun 2025. Setelah sempat mengalami penurunan akibat beberapa bencana alam yaitu longsor yang terjadi di sekitar Tanah Karo yang sempat memutus jalan menuju Berastagi dan sekitarnya. Kini sektor pariwisata daerah dataran tinggi Sumatera Utara ini mulai bangkit dengan wajah baru.
Pada liburan tahun baru, jumlah pengunjung di Kabupaten Karo mengalami penurunan yang sangat drastis. Dampak dari bencana tersebut terasa pada liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru), di mana tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Karo menurun drastis hingga 60% dibandingkan tahun sebelumnya. Banyak destinasi populer seperti Bukit Gundaling, Air Panas Sidebuk-debuk, Taman Alam Lumbini, dan Mikie Funland dan destinasi di Berastagi sekitarnya mengalami penurunan jumlah pengunjung yang signifikan.
Kunjungan Wisatawan Meningkat Signifikan pada Liburan Lebaran
Semangat pemulihan terlihat pada libur Lebaran 2025. Pemerintah Kabupaten Karo mencatat peningkatan kunjungan wisatawan yang mencapai 104.436 orang selama periode tersebut, naik dari 78.000 wisatawan pada libur Lebaran 2024. Pemerintah Kabupaten Karo bersama pelaku usaha lokal dan masyarakat setempat terus mendorong pengembangan pariwisata berbasis alam dan budaya serta meningkatkan pelayanan untuk terus meningkatkan pariwisata.
Destinasi wisata yang paling diminati meliputi kawasan Berastagi dan sekitarnya, termasuk Bukit Gundaling, pemandian air panas Lau Debu-debu, Danau Lau Kawar, Siosar, dan Air Terjun Sipiso-piso. Peningkatan ini didorong oleh beberapa faktor, seperti perbaikan infrastruktur jalan, promosi digital yang masif, serta kedekatan geografis Karo dengan kota-kota besar seperti Medan, Binjai, dan Deli Serdang.
Sebagai perbandingan, pada tahun 2023, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Karo mencapai 780.322 orang dari target 1.003.500 orang. Meskipun target belum tercapai, tren peningkatan kunjungan wisatawan menunjukkan potensi pertumbuhan sektor pariwisata di daerah ini
Festival Budaya dan Agenda Tahunan Kembali Digelar
Setelah menjadi kegiatan rutin, Pesta Bunga dan Buah kembali digelar dengan skala lebih besar pada tahun 2025. Festival ini menjadi panggung promosi budaya Karo melalui pertunjukan seni tari, musik tradisional (gundala-gundala, landek, dan keteng-keteng), serta kuliner khas seperti terites, cimpa, dan gulai asam.
Pesta Bunga dan Buah, yang merupakan bagian dari Calendar of Events (CoE) Kabupaten Karo, dijadwalkan berlangsung pada 3–5 Juli 2025 di Taman Mejuah-Juah, Berastagi. Acara ini diharapkan menarik puluhan ribu pengunjung dari berbagai daerah, mengingat festival ini telah menjadi ikon pariwisata daerah dan bagian dari Karisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bupati Karo, Brigjen Pol (Purn) Dr. dr. Antonius Ginting, SPOG, M.Kes, menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung sektor pariwisata dan pelestarian budaya. Dalam peringatan Hari Jadi ke-79 Kabupaten Karo pada Maret 2025, beliau menekankan pentingnya pengembangan UMKM dan pelestarian kuliner khas Karo sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bupati juga mengapresiasi partisipasi masyarakat dalam festival budaya dan mendorong rasa cinta serta kebanggaan terhadap warisan budaya lokal.
Upaya yang dilakukan juga meliputi gotong royong di sepanjang jalan utama dan di lokasi objek wisata oleh seluruh ASN. Kegiatan gotong royong ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kabupaten Karo untuk membangun budaya kerja yang bersih, tertib, dan kolaboratif di lingkungan pemerintahan. Dengan melibatkan seluruh ASN, diharapkan tercipta sinergi yang kuat dalam mewujudkan pelayanan publik yang optimal dan lingkungan kerja yang kondusif.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan antusiasme masyarakat, segala upaya yang telah dilakukan dan rangkaian kegiatan yang ada di CoE adalah momen kebangkitan pariwisata Kabupaten Karo, sekaligus memperkuat identitas budaya dan ekonomi lokal.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meski menunjukkan tren positif, sektor pariwisata Kabupaten Karo masih menghadapi sejumlah tantangan struktural dan operasional. Beberapa kendala utama meliputi kurangnya aksesibilitas di beberapa destinasi terpencil, serta masalah pengelolaan sampah yang belum optimal di kawasan wisata alam.
Salah satu perhatian penting adalah kebutuhan akan pengembangan ekosistem pariwisata yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi. Kabupaten Karo dinilai perlu menambah inovasi dan memperkuat daya tarik wisata berbasis pengalaman, dengan menghadirkan layanan dan fasilitas yang lengkap dan nyaman, seperti transportasi yang terintegrasi, pusat informasi wisata, serta toilet dan area parkir standar nasional/internasional.
Riset dan praktik terbaik di destinasi pariwisata unggulan Indonesia menunjukkan bahwa wisatawan cenderung bersedia membayar biaya yang lebih tinggi asalkan mendapatkan fasilitas yang memadai, pengalaman yang memuaskan, dan lingkungan yang bersih serta aman.
Dalam konteks ini, Karo memiliki potensi untuk mengembangkan pariwisata premium berbasis alam dan budaya, yang tidak hanya menarik wisatawan baru, tetapi juga mendorong mereka untuk datang kembali.
Di sisi lain, Dinas Pariwisata Sumatera Utara telah menempatkan Kabupaten Karo dalam peta prioritas pengembangan wisata alam dan budaya berbasis komunitas di tahun 2025, sebagai bagian dari strategi provinsi untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke wilayah dataran tinggi.
Namun demikian, optimisme tetap tinggi. Dukungan dari berbagai pihak termasuk pemerintah daerah, masyarakat adat, pelaku usaha, komunitas kreatif, dan generasi muda menjadi fondasi kuat untuk menjadikan sektor pariwisata Kabupaten Karo sebagai penggerak ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Inisiatif seperti revitalisasi kegiatan kebudayaan dan kesenian, serta penguatan promosi digital dan pengembangan UMKM lokal, merupakan langkah konkret ke arah tersebut. (detikupdate/denni risnawati)