Medan — Silvia Decmerry Natalia Gea, S.AP yang sering disapa Silvia dikenal sebagai sosok pemuda inspiratif peduli lingkungan yang asal dari Kepulauan Nias kemahiran Kota Gunungsitoli.
Silvia kembali menorehkan prestasi gemilang dengan terpilih sebagai “Pemimpin Muda untuk Iklim 4”. Penghargaan ini merupakan pengakuan atas kontribusi luar biasa dalam upaya perlindungan lingkungan, pengelolaan sampah, dan pengembangan energi terbarukan.
“Kegiatan Pemimpin Muda untuk Iklim 4 diselenggarakan oleh Plan Indonesia bersama Teens Go Green Indonesia untuk memberi kesempatan bagi kaum muda dalam memahami dan mendapatkan pendampingan terkait aksi adaptasi krisis iklim dan lingkungan” ungkap Silvia di Medan, Senin (16/12/2024).
Kegiatan ini merupakan bagian dari Urban Nexus, program ketahanan dan kemanusiaan yang didukung oleh ANCP-DFAT dan Plan Australia. Pada Pemimpin Muda untuk Iklim 4 kali ini, dukungan juga diberikan oleh Daya Selaras Group, sebuah perusahaan yang bergerak pada isu keberlanjutan dengan memperhatikan proses yang menggunakan pendekatan ekonomi sirkular.
Silvia menyampaikan bahwa dari 255 pendaftar se-Indonesia, hanya terpilih 15 Pemimpin Muda dan saya salah satu yang termilih bahkan satu-satunya wakil dari Sumatera Utara di antara para penerima penghargaan.
Pencapaian ini buah konsistensi dan komitmen terhadap penyelamatan lingkungan hidup.
Tentu hal ini semakin memperkuat keyakinan kami bahwa sebagai perempuan muda bisa berkontribusi, berperan aktif dan mampu menjadi pemimpin dalam giat isu iklim dan lingkungan.
Silvia menyebutkan sebagai sosok yang dikenal aktif dalam isu-isu lingkungan telah melakukan inisiasisi partisipatif dan memimpin berbagai kegiatan penyelamatan lingkungan yang berdampak baik bagi masyarakat dan kelestarian lingkungan.
Salah satu pencapaian besarnya adalah mendirikan Ecoeducare sebagai wadah inisiasi program edukasi berbasis masyarakat yang bertujuan meningkatkan kesadaran publik terkait pengelolaan sampah.
Program ini berawal dari hasil penelitiannya yang mengungkap rendahnya sosialisasi pengelolaan sampah khusunya di Kota Medan.
Melalui Ecoeducare berhasil melibatkan berbagai stakeholders sekolah, masyarakat, dan perusahaan dalam kampanye edukasi dan pengelolaan sampah secara berkelanjutan, tutur Silvia.
Bahkan, peran Silvia sebagai pemimpin diperkuat dengan keterlibatannya dalam proyek KABAYA (Kampung Pesisir Berdaya). Dalam proyek ini, ia memimpin pengelolaan Bank Sampah HORAS BAH (Hayuk Olah Sampah Menjadi Berkah) di Kampung Nelayan Seberang.
Bersama masyarakat setempat, ia menginisiasi program BERLIAN (Bank Sampah HORAS BAH Edukasi, Recycle, dan Olah Limbah Minyak) yang bertujuan mengolah limbah minyak goreng agar tidak mencemari laut.
Adanya masalah pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah minyak goreng di Kampung Nelayan, Silvia terpanggil bersama Ecoeducare melakukan inisiatif edukasi pengelolaan limbah minyak goreng kepada masyarakat termasuk mendukung pemasaran produk daur ulang Bank Sampah HORAS BAH.
Melalui upaya ini, masyarakat pesisir tidak hanya mendapatkan edukasi, tetapi juga manfaat ekonomi dari pengelolaan limbah secara berkelanjutan.
“Saya ingin beraksi untuk mencegah limbah hanya terbuang sia-sia. Padahal, banyak hal yang bisa kita optimalkan dari limbah sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Silvia.
“Menjadi Pemimpin Muda untuk Iklim 4 adalah tanggung jawab besar, tetapi saya percaya bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil.
Saya ingin terus memberdayakan masyarakat, khususnya generasi muda, untuk peduli terhadap lingkungan,” ujar Silvia saat diwawancarai.
Penghargaan sebagai Pemimpin Muda untuk Iklim 4 ini tidak hanya mengukuhkan posisi Silvia sebagai tokoh lingkungan muda yang berpengaruh, tetapi juga membuka peluang kolaborasi baru dengan lembaga dan organisasi lingkungan nasional maupun internasional.
Dengan dukungan dan pengakuan ini, saya berharap dapat memperkuat inisiatif-inisiatif penyelamatan lingkungan secara konsisten dan berkelanjutan termasuk perluasan Ecoeducare, pemberdayaan komunitas pesisir melalui proyek KABAYA.
Pada April 2024, saya juga terpilih sebagai delegasi Indonesia dalam acara World Cleanup Day Impact and Sustainable Asia Conference 2024 yang diselenggarakan di Georgetown, Malaysia. Partisipasinya dalam konferensi internasional ini semakin memperkuat perannya sebagai pemuda yang aktif di kancah global dalam mengampanyekan pengelolaan sampah dan keberlanjutan.
Setelah perjalanan panjang dari 255 peserta se-Indonesia, terpilih 15 orang hebat sebagai Pemimpin Muda untuk Iklim 4. Silvia merasa bangga menjadi salah satu dari mereka, dan satu-satunya dari Sumatera Utara serta perempuan. “Untuk kesekian kalinya rasa bangga bisa membuktikan kalau perempuan juga hebat, perempuan bisa menjadi pemimpin!” ujar Silvia dengan semangat penuh optimisme.
Kedepan, saya bertekad untuk terus menginspirasi generasi muda agar peduli terhadap isu iklim. “Saya ingin anak-anak muda tahu bahwa kita semua punya peran dalam menjaga bumi ini. Setiap tindakan kecil, jika dilakukan bersama, akan membawa perubahan besar,” pungkasnya penuh semangat.
Sebagai generasi muda yang memiliki rekam jejak kepemimpinan yang kuat, saya membuktikan bahwa perubahan iklim bukan sekadar tanggungjawab pemerintah ataupun instansi teekait melainkan tanggungjawab bersama.
Dengan semangat kolaborasi dan aksi nyata, saya harapkan kolaborasi bersama menjadi simbol harapan bagi generasi muda Indonesia dalam mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.