Prahara Pemilu 2024 : Tak Ada Yang Betul Betul Komit Dengan Demokrasi

DETIK UPDATE

- Redaksi

Minggu, 24 Desember 2023 - 13:04 WIB

50444 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Syahril Ramazan
(Mahasiswa Prodi Kesejahteraan Sosial UIN Ar-raniry Banda Aceh)

Pesta genderang pertarungan telah lama di kumandangkan, pita pertarungan telah digunting, sebagai tanda semua petarung sudah diperbolehkan berjualan diri demi memenuhi hasrat kekuasaan yang dibungkus dalam sampul pengabdian bagi bangsa dan negara, meskipun banyak realita yang terjadi semuanya hanya akan menjadi Sampah pada ujungnya.

Semua partai politik mempersiapkan sekian banyak amunisi dan squad terhadap upaya mencapai menjadi sang raja pemangku tahta dalam pesta demokrasi per lima tahun sekali ini.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Baik parpol maupun calon presiden bahkan calon legislatif sekalipun menjual sekian banyak janji-janji manis, mengungkapkan berbagai teori-teori kesejahteraan, bahkan tatkala terlalu terbuai dalam berjualan politik sehingga lupa atau sengaja melupakan terhadap fungsi lembaga eksekutif dan legislatif yang menyebabkan gaungan janji yang dikoarkan tak sejalan dengan fungsi keduanya, dan mirisnya lagi masyakat sebagai komsumsi politik ikut terkoecoh dengan bualan janji janji manis.

Tetapi dalam hal ini penulis sedikit ingin menyorot terkait hal yang sering di sebut dengan artian Dari rakyat Untuk Rakyat Oleh rakyat (DEMOKRASI).

Sejauh pemahaman penulis tak ada para calon kontestan baik untuk calon presiden maupun calon anggota legislatif tak ada yang benar benar komit dalam gagasan memperjuangkan Demokrasi, seperti pada halnya Presidesntial Treshoold dan Parliementary Tresshoold.

Masih menjadi misteri pemahaman politik bagi penulis atas alasan apa kedua hal tersebut diterapkan, bukankah dasar demokrasi tersebut bersifat tidak menghalangi siapapun dan semua orang memiliki hak yang sama dalam proses mendapatkan sesuatu?.

Menurut pemahaman penulis sistem Presidential dan Parliementary tresshold adalah suatu hal yang menghambat seseorang yang memiliki gagasan dan inovasi-inovasi dalam Kontruksi pembangunan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nya, hal ini dikarenakan syarat menjadi Presiden harus memenuhi 20% suara di parlement, dan partai politik yang hanya bisa masuk ke Parlemen harus memenuhi 4% parliementary tresshold.

Sungguh hal ini menjadi miris ketika seseorang yang memiliki gagasan, integritas tinggi, dan memiliki daya tarik tersendiri oleh masyarakat harus terpenjara dikarenakan sitem treshold tersebut, sehingga terbangunlah diksi di khalayak ramai bahwasanya `tuannya negara bukan rakyat, akan tetapi Partai Politik`.

Hal yang menjadi keheranan bagi penulis adalah Kemana dan dimana nalar-nalar politik sehat serta integritas demokrasi para pelaku politik terhadap momok yang sudah di anggap kelaziman ini.

Sering sekali yang memperjuangkan presidential tresshold adalah masyarakat yang memiliki perhatian terhadap demokrasi, kemana para politisi partai berdiam diri dalam ini?.

Padahal yang sangat memiliki presentase tinggi dalam memperjuangkan judicial review Presidentian Tresshold menjadi 0% kepada Mahkamah Kontitusi yang memiliki open legal Policy (Kebebasan Membuat Kebijakan Terbuka) adalah partai politik yang memiliki legal standing.

Akan tetapi beberapa Partai politik yang diparlemen yang menampakkan diri sebagai oposisi dan menentang PT tersebut hanya berkoar di muka umum demi mendapat simpati rakyat dan menambah pundi-pundi suara saat pemilu, namun tidak pernah datang ke MK untuk memperjuangkan tresshold tersebut, rasanya penulis memiliki alasan yang kuat dalam menyatakan “Oposisi dan pro pemerintah akan bersetubuh pada kepentingan yang saling menguntungkan tanpa melihat kebenaran secara hakiki.”

Dalam hal ini penulis mengajak seluruh Peserta Konstentasi Pesta politik 2024 ini untuk kembali sadar pada akal sehat dan menjauhi akal bulus dalam menerapkan Demokrasi, bangun gagasan gagasan demokrasi yang memang plurable dan berkeadilan.

Bangun simpati rakyat dengan sikap ksatria dan penuh dengan komitment.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Jaga Kebugaran Tubuh, Anggota Kodim 0116/Nagan Raya Senam dan Lari Aerobik
Serka Hamuddin Babinsa Posramil Taduraya, Ciptakan kedekatan dengan aparatur kecamatan mempererat Silaturahim melalui komsos
Melalui Komsos Babinsa Sampaikan Pesan Jaga Ketertiban dan Kebersihan Lingkungan
Melalui Komsos, Dekatkan Babinsa Dengan Warga Binaan
Dandim 0116/Nagan Raya Pimpin Upacara mingguan Kodim 0116/Nagan Raya
Demi Mendapatkan Air Bersih Babinsa Bantu Pembuatan Sumur Bor Di Mesjid Desa Binaan
Babinsa Beri Motivasi Petani Sayuran, Dorong Peningkatan Produktivitas
Jalin hubungan yang baik Babinsa melaksanakan komsos dengan warga binaan

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 17:32 WIB

Perkara Dosen Bunuh Suami, Saksi Bohongi Korban Saat Ambil Foto Asuransi

Minggu, 20 April 2025 - 15:47 WIB

BISMA OKCF 2025 Siap Digelar, FORKI Sumut Dukung Penuh BISMA OKCF 2025

Sabtu, 19 April 2025 - 17:39 WIB

Rawat Ketersediaan Air, Babinsa Desa Serang Bersama Warga Gotong Royong Bersihkan Sumber Air Pertanian

Sabtu, 19 April 2025 - 17:38 WIB

Panen Dan Penyerapan Padi Hasil Panen Berlanjut, Babinsa Kawedusan Yakinkan Penyerapan Berlangsung Optimal

Sabtu, 19 April 2025 - 12:59 WIB

Pemdes Ciputri Bangun Rabat Beton Dan TPT Di Tunggilis Pojok

Sabtu, 19 April 2025 - 01:59 WIB

Doris dan Riris Layangkan Surat Terbuka Minta Keadilan ke Presiden*

Jumat, 18 April 2025 - 13:13 WIB

Kolaborasi A-PPI Sumut, Detektif Monitor, dan P.BKMAD: Membangun Kesejahteraan dan Meluruskan Sejarah Melayu Deli

Jumat, 18 April 2025 - 08:02 WIB

Praktisi Hukum Hendrik Pakpahan ,S.H ; Tersangka Kasus Polrestabes Medan Diminta Patuhi Proses Hukum

Berita Terbaru

NAGAN RAYA

Melalui Komsos, Dekatkan Babinsa Dengan Warga Binaan

Selasa, 22 Apr 2025 - 10:00 WIB